Perubahan iklim secara
global diprediksi menjadi masalah utama dalam penggemukan sapi potong di masa
yang akan datang. Kondisi lingkungan ekstrim akibat tingginya temperature,
radiasi matahari, kelembaban serta rendahnya kecepatan angin dapat memicu
terjadinya heat stress pada ternak. Kondisi
ini membuat ternak mengalami gangguan fungsi fisiologi dan penurunan imunitas
yang pada akhirnya akan menurunkan performa.
Sapi mengalami Heat stress ketika beban panas tubuh
melebihi kemampuan sapi untuk mengeliminasi panas tersebut. Secara fisiologis, Heat stress merupakan hasil
keseimbangan negatif antara jumlah energi yang keluar dari tubuh ternak ke
lingkungan sekitarnya dan jumlah energi panas yang diproduksi dan diserap oleh
ternak. Semua pengaruh negatif heat stress pada sapi, merupakan hasil peningkatan temperatur
tubuh, yang diperoleh dari metabolisme tubuh setelah makan.
Perolehan panas
dari luar tubuh (heat gain) akan
menambah beban panas bagi ternak bila suhu udara lebih tinggi dari suhu nyaman.
Sebaliknya, akan terjadi kehilangan panas tubuh (heat loss) apabila suhu udara lebih rendah dari suhu nyaman.
Perolehan dan penambahan panas tubuh ternak dapat terjadi melalui mekanisme
radiasi, konduksi dan konveksi. Jalur utama pelepasan panas melalui mekanisme evaporative heat loss dengan jalan
melakukan pertukaran panas melalui permukaan kulit (sweating) atau saluran pernapasan (panting).
Besarnya pengaruh heat stress bergantung pada lamanya
paparan panas dan besarnya beban heat
stress. Sebagai contoh, kondisi heat
stress selama satu hari tidak berpengaruh terhadap kondisi ternak, karena
ternak masih mampu beradaptasi, namun apabila kondisi heat stress ini berlangsung selama berhari-hari maka akan menyebabkan
pengaruh negatif pada ternak. Kondisi ini dapat diperburuk dengan tingginya
kelembaban udara dan radiasi sinar matahari.
Dampak heat stress pada sapi potong akan
berpengaruh terhadap fisiologi dan tingkah laku sebagai proses termoregulasi
melalui mekanisme homeostatis tubuh. Secara fisiologi, sapi lebih banyak
membuang kelebihan panas tubuh dengan jalan bernafas secara cepat dan dangkal (panting) dibandingkan dengan
mengeluarkan keringat. Heat stress ringan
pada sapi ditandai dengan panting.
Ternak yang mengalami heat stress
yang berat akan menunjukkan peningkatan panting,
membuka mulut untuk mempercepat pengeluaran panas tubuh dan mengeluarkan saliva
lebih banyak. Apabila kondisi ini dibiarkan berlarut-larut maka sapi
potong akan mengurangi asupan pakan sehingga berdampak pada penurunan bobot badan
harian dan memburuknya penampilan reproduksi ternak.
Dampak heat stress menyebabkan kerugian ekonomi
bagi peternak. Kerugian tersebut berupa kurangnya nilai jual ternak akibat dari
tidak terpenuhinya target pertambahan bobot hariannya, sementara biaya pakan
dan pemeliharaan tetap dikeluarkan. Selain itu, upaya penanganan dampak heat stress juga memerlukan biaya yang
tidak sedikit. Kondisi tersebut akan menurunkan tingkat keuntungan peternak
secara umum.
Upaya Mengurangi
Heat stress
Upaya mengurangi
heat stress dapat dilakukan dengan
membuat perencanaan usaha ternak sapi potong yang baik sejak awal. Peternak
seyogyanya sudah memiliki perhitungan yang layak terkait dengan lokasi
peternakan, bentuk kandang, dan potensi pakan serta hijauan di lokasi.
Perhitungan tersebut bukan hanya terbatas pada finansial saja namun juga
perhitungan teknis, yang salah satunya adalah peluang terjadinya heat stress di lokasi, terutama saat
musim kemarau. Parameter peluang tersebut dapat digunakan sebagai langkah awal
dalam mengecegah atau mengurangi dampak heat
stress pada ternak sapi.
Praktik
manajemen peternakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi beban heat stress pada sapi potong,
diantaranya:
1. Mengubah pola pakan dan komposisi ransum. Pemberian pakan yang
sedikit di pagi hari dan lebih banyak pada sore hari dapat menjaga sapi tetap
memperoleh asupan pakan. Konsumsi pakan yang lebih banyak selama sore dan malam
hari dan sedikit pada siang hari dapat mengurangi produksi panas selama siang
hari Pemberian pakan sampai 6 kali
sehari lebih baik dari dua kali sehari. Frekuensi yang tinggi dimaksudkan untuk
mengurangi total produksi panas metabolis pada setiap pakan. Pemberian pakan
dengan proporsi yang lebih tinggi selama malam hari berkontribusi untuk
mengurangi pengaruh negatif dari heat
stress.
2. Pasokan ketersediaan air dan penyiraman. Pemberian pasokan air
yang segar, dingin dan bersih menjadi komponen kritis dalam menjaga sapi tetap
nyaman selama kondisi panas. Air penting dalam mengatur temperatur tubuh. Sapi
akan minum lebih banyak air selama kondisi panas untuk mempertahankan
temperatur normal tubuh. Kebutuhan air
untuk sapi yang mengalami heat stress
dapat meningkat sampai dua kali dibandingkan stress selain panas.
3.
Menyediakan naungan untuk ternak.
Penyediaan naungan bagi sapi juga dapat mengurangi heat stress melalui mengurangi paparan sinar matahari yang diterima
tubuh sapi dan menyimpan persediaan air. Lama bernaung sapi dipengaruhi oleh
suhu udara, kelembaban, radiasi, dan kecepatan angin. Semakin tinggi suhu udara
lingkungan, sapi akan bernaung lebih lama sebagai upaya untuk mempertahankan
panas tubuhnya agar tidak naik akibat heat
stress dari suhu lingkungan. Semakin tinggi kelembaban udara dan radiasi
matahari di sekitar sapi maka sapi akan bernaung lebih lama sedangkan semakin
tinggi kecepatan angin maka sapi akan mengurangi intensitas lama bernaungnya
karena angin dapat mereduksi panas tubuh sapi.
4.
Pemilihan lokasi dan struktur kandang.
Pemilihan
lokasi kandang harus memperhatikan faktor ketinggian, kecepatan angin, kelembaban,
paparan sinar matahari, jenis vegetasi, ketersediaan sumber air dan aktivitas
manusia di sekitar kandang. Faktor tersebut diharapkan mampu memberikan
perlindungan jangka panjang terhadap masalah heat stress terhadap ternak. Bahan untuk
strukur atap kandang yang mampu memantulkan dan menyerap radiasi dapat
mengurangi penghantaran panas ke dalam kandang.
Selama periode kemarau yang sangat ekstrim, pengaruh
heat stress akan banyak terjadi. Pengelolaan
manajemen heat stress yang tepat
sebagaimana paparan di atas akan dapat mengurangi pengaruh heat stress dan penampilan ternak akan dapat diperbaiki sesuai
dengan potensi genetiknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
test..test..