Lembang, Kementerian Pertanian melalui salah satu unit
pelaksana teknis (UPT) di bawah Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan (Ditjen PKH) yakni Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang menyelenggarakan
pelepasan Aris sebagai pejantan unggul sapi perah hasil uji zuriat nasional
ke-14 dengan kode 312110 di Lembang, 11 Desember 2019.
Menurut Praptono yang
mewakili Kepala BIB Lembang, pelepasan Aris ini bertujuan untuk
mengukuhkan bahwa pejantan unggul tersebut telah lulus uji produksi susu di
peternakan rakyat yang memiliki tantangan yang luar biasa berat. Hal tersebut
disampaikannya pada saat menerima sertifikat pejantan unggul atas nama Aris
dari Ditjen PKH.
Dalam pelepasan Aris ini turut hadir Komisi Pertimbangan
Nasional yakni Dr. drh. Pallawarukka, M.Si, Drh. Kurnia Ahjadi, MS., dan Dr.
Ir. Chalid Talib, MS., serta perwakilan Direktorat Perbibitan dan Produksi
Ternak, BBPTU HPT Baturraden, BBIB
Singosari, BIB Lembang, BET Cipelang, dinas peternakan kabupaten yang ada di
Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur bersama para
rekorder dan perwakilan Koperasi perserta kegiatan Uji Zuriat.
Menurut Kurnia Ahjadi, Aris berhasil membuktikan bahwa
pejantan sapi perah Indonesia memiliki potensi genetik yang baik walaupun
dengan manajemen pemeliharaan sederhana di peternakan rakyat. Keturunan Aris di
peternakan rakyat mampu mencapai nilai rata-rata produksi susu 5.544,4 +
1.142,8 kg/laktasi pertama dengan nilai Relative Breeding Value (RBV) 122,1%.
“Keturunan Aris memiliki postur yang bagus dan peternak
mengakui bahwa produksinya lebih tinggi dibandingkan sapi non uji zuriat”
ungkapnya.
Herdy Sartono, Kasubdit Ruminansia Perah yang mewakili Direktur
Perbibitan dan Produksi Ternak, menyampaikan bahwa melalui program Uji Zuriat
ini, terlihat adanya lompatan produksi susu sapi di lokasi pelaksanaan uji
zuriat di tengah pertumbuhan populasi sapi perah di Indonesia tidak terlalu
signifikan.
“Sejak tahun 2004 sampai dengan sekarang (2019) terlihat
adanya peningkatan rata-rata produksi susu dari 10,8 kg per laktasi (2004)
menjadi 13,8 kg per laktasi atau naik
27,7% di peternak rakyat setelah adanya kegiatan ini”, ungkapnya.
Dalam pelepasan Aris tersebut, disampaikan pula perjalanan
panjang pengujian produktivitas Aris di lapangan. Aris merupakan pejantan sapi
perah yang lahir 9 Maret 2012 di Indonesia, dan masuk di BIB Lembang pada tahun
2014. Pada tahun 2017, semen beku Aris mulai dilakukan pengujian di provinsi
Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Berdasarkan hasil rapat
preliminary result pada 9 Desember 2019, komisi pertimbangan dengan jajaran
Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak, Ditjen PKH menetapkan Aris sebagai
Pejantan Sapi Perah Hasil Uji Zuriat Sapi Perah Nasional ke 14.
Dalam acara pelepasan tersebut disampaikan pula bahwa uji
zuriat di Indonesia memiliki kelebihan dibandingkan negara lain karena
pelaksanaan pengujian calon pejantan unggul di peternakan rakyat. Kegiatan uji
zuriat ini perlu terus didukung, karena terbukti mampu meningkatkan produksi
susu di peternakan rakyat di tengah populasi sapi perah yang relatif bertahan
di angka 600.000 ekor.
Rangkaian acara pelepasan Aris dilanjutkan dengan pemotongan
pita dan bull show. Pada kegiatan bull show, ditampilkan “Aris”
yang menjadi pejantan unggul hasil uji zuriat sapi perah nasional yang baru di
lepas, bersama calon pejantan unggul yang akan dilepas tahun 2020, Flate,
Flanggo, dan Folegan dipelihara oleh BIB Lembang. [HCM]